Inilah Cara Menggoreng
Makanan yang Sehat
Image Credit : ernandri.blogspot.com |
Menggoreng makanan memang sering
kali dilakukan guna membuat makanan tersebut memiliki cita rasa yang khusus.
Pasalnya, menggoreng makanan pada umumnya dapat menghasilkan cita rasa makanan
yang gurih dan nikmat sehingga sangat memanjakan lidah dan sangat sulit untuk
ditolak.
Tidak heran apabila banyak yang
mengatakan bahwa makanan yang digoreng ini dapat meruntuhkan niat seseorang
untuk melakukan pola makan yang sehat. Namun, apakah benar bahwa makanan yang
digoreng berbahaya untuk kesehatan?
Makanan yang digoreng sering kali
disalahkan sebagai penyebab dari berbagai penyakit, seperti penyakit jantung
koroner. Hal ini memang sudah dibuktikan oleh banyak penelitian besar yang
melakukan pengamatan selama bertahun-tahun.
Makanan yang digoreng, terutama
yang digoreng hingga tenggelam dalam “lautan” minyak atau digoreng menggunakan
minyak goreng yang sama (jelantah) berulang-ulang, memang dapat meningkatkan
kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL) di dalam tubuh
sehingga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menjadi kegemukan, bahkan
obesitas.
Di masa yang akan datang,
orang-orang tersebut akan memiliki risiko yang tinggi untuk terserang penyakit
jantung koroner, serangan jantung, atau bahkan meninggal akibat serangan
jantung.
Tetapi, ada sebuah penelitian di
Spanyol yang melakukan pengamatan pada 40.757 orang dewasa berusia
29-69 tahun selama 11 tahun. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ternyata
minyak yang digunakan untuk menggoreng turut berperan dalam bahaya kesehatan
akibat makanan yang digoreng.
Olive oil dan sunflower oil – yang
banyak digunakan untuk menggoreng makanan pada orang yang hidup di daerah
mediterania – ternyata tidak berhubungan dengan penyakit jantung koroner dan
kematian yang diakibatkan penyakit jantung tersebut.
Terkait fakta tersebut, semua
orang yang senang makan gorengan mungkin lantas bergembira. Namun, ada baiknya
Anda jangan senang dahulu. Pasalnya, penelitian tersebut juga memiliki
keterbatasan dengan menyatakan bahwa faktor risiko penyakit jantung – seperti
diabetes, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi – tidak dapat
disingkirkan seluruhnya.
Di samping itu, penelitian
tersebut juga menyebutkan bahwa metode dan cara menggoreng juga mungkin turut
mempengaruhi. Terlebih, masa pengamatan penelitian tersebut juga hanya 11
tahun. Artinya, kita kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah 11 tahun,
seperti yang disebutkan dalam penelitian – misalnya pada orang yang berusia
35-40 tahun sudah menginjak usia 55 tahun ke atas, apakah ia akan tetap
terbebas dari penyakit jantung/faktor risiko penyakit jantung atau tidak. Perlu
Anda ketahui, usia di atas 55 tahun bagi laki-laki dan perempuan merupakan
kisaran “usia rawan” untuk menderita penyakit jantung koroner.
Namun demikian, tips menggoreng
berikut dapat Anda lakukan apabila Anda hanya ingin sekedar memanjakan lidah
Anda:
- Ingatlah selalu bahaya kesehatan dari makanan yang digoreng sebelum Anda mulai untuk menggoreng makanan yang hendak Anda makan.
- Gunakan olive oil atau minyak biji bunga matahari, hindari minyak sawit, margarin atau butter.
- Bila menggunakan olive oil/minyak zaitun, panaskan minyak tersebut secukupnya saja.
- Usahakan untuk menggunakan minyak sedikit mungkin, atau gunakan spray pada penggorengan agar minyak yang digunakan untuk menggoreng tidak terlalu banyak.
- Gunakan minyak yang baru, hindari menggoreng berulang kali dengan minyak yang sama (minyak jelantah)
Dan perlu Anda ingat, usahakan
untuk mengonsumsi makanan yang digoreng ini sejarang mungkin. Pasalnya, makanan
yang digoreng tidak dianjurkan sebagai menu utama asupan sehari-hari. Selain
itu, ingatlah juga bahwa makanan yang digoreng – walaupun dengan cara di atas
sekalipun – tidak dianjurkan untuk menggantikan menu makanan sehat sebagai menu
asupan sehari-hari Anda.
Sumber : klikdokter.com
Berkomentarlah yang sopan tanpa mengandung SARA, pornografi, perjudian atau hal kriminal lainnya, komentar spam tidak akan di publikasikan.terima kasih